Belajar
adalah suatu aktifitas atau kegiatan dimana terdapat sebuah proses dan tahapan
dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa
menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan kegiatan
tersebut. Belajar adalah merupakan proses perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku atau pemikiran sebagai hasil dari pengalaman
atau latihan yang diperkuat. Belajar adalah dampak darui adanya interaksi
antara rangsangan dan tanggapan. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Berikut adalah beberapa tokoh
tentang teori belajar:
Edward
L Thorndike
Lahir
di Williamsburg, Massachusetts, U.S. pada tanggal 31 Agustus 1874 dan wafat
pada tanggal 9 Agustus 1949 di Montrose, New York.
Edward
Lee Thorndike adalah ahli psikologi yang melakukan penelitian pada perilaku
hewan dan proses pembelajaran yang saat ini dikenal sebagai Theoruy of
Connectionism, yang menyatakan bahwa perilaku respond terhadap stimulus
tertentu dibentuk oleh suatu rangkaian kegiatan coba-coba (Trial and error)
yang mempengaruhi neural connections antara stimulus dan respond yang
paling diinginkan.
Ia
memahami bahwa perubahan adptif pada perilaku binatang dapat dianalogikan pada
pembelajaran pada manusia dan mengusulkan rangkaian perilaku tersebut
(connection) bisa diramalkan oleh aplikasi dua hukum, yaitu:
1.
Law of Effect (Hukum Efek)
Hukum
efek menyatakan bahwa tingkah laku respon yang paling dekat diikuti oleh hasil
yang memuaskan dapat dipastikan untuk menjadi pola yang mapan dan menjadi
teladan. Respon yang sama akan diberikan apabila stimulus yang sama diberikan
lagi.
2.
Law of Exercise (Hukum Latihan)
Hukum
latihan menyatakan bahwa perilaku akan semakin kokoh apabila hubungan
stimulus-respon sering dilakukan.
Thorndike
juga menyatakan bahwa reward akan menguatkan perilaku hubungan stimulus-respon
yang diharapkan (benar) dan punishment akan melemahkan perilaku hubungan
stimulus-respond yang tidak diharapkan (salah).
(Sumber
: Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
B.
F. Skinner
Lahir
pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, U.S.
Wafat
pada 18 Agustus 1990, Cambridge, Massachusetts
(Sumber
: Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
Teori
belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan
perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai
hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan. Penelitian
yang dilakukan Skinner dipengaruhi oleh percobaan Pavlov dan ide-ide John
Watson (bapak behaviorisme). Salah satu hasil penelitiannya yang terkenal
adalah kotak Skinner (Skinner’s Box). Ketertarikan Skinner terhadap perilaku
individu terletak pada stimulus-respon (SR) yang dihasilkan.
Penguatan
merupakan unsur terpenting dari teori SR Skinner. Penguatan stimulus diberikan
berulang-ulang agar dapat memperkuat respon yang dikehendaki. Sehingga perilaku
individu dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Ukuran perilaku
individu yang terpenting adalah tingkatan atau kecepatan responnya. Perilaku
individu yang diamati Skinner agak berbeda dengan perilaku yang diamati dalam
teori behaviorisme sebelumnya (Pavlov, Thorndike, Hull). Dalam teori
behaviorisme Skinner, dikenal istilah responden dan operan. Responden merupakan
respon-respon individu yang secara otomatis diperoleh melalui stimulus yang
sudah dikenal dan relatif tetap. Sedangkan dalam pengkondisian operan, stimulus
awal tidak selalu dapat diketahui, individu hanya sekedar memunculkan
respon-respon yang dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Menurut
Skinner, perilaku operan lebih berperan dalam kehidupan manusia disbanding
perilaku responden. Hal inilah yang mendasari teori Skinner tenang
pengkondisian operan (operant conditioning).
Robert
Gagne
Teori
belajar yang disebut pula teori perkembangan mental berisi uraian tentang apa
yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik
(Ruseffendi, 1988). Dalam perkembangannya, ”belajar” memiliki definisi
tersendiri. Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu
kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan (Sudjana,
1991: 5). Burton (dalam Knowles, 1986:5) menyatakan ”learning is change in the
individual, due to the interaction of that individual, and his environment,
which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his
environment”. Ini menyiratkan bahwa belajar adalah suatu perubahan secara
individu, berkaitan dengan interaksi antara individu dengan lingkungannya,
dalam pemenuhan kebutuhannya dan membuat mereka lebih cakap dalam hubungannya
dengan lingkungannya.
Disisi
lain, Gagne menyatakan bahwa ”Learning is a change in human disposition or
capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the
process of growth”. Ini berarti bahwa belajar adalah perubahan dalam pembawaan
atau kesanggupan manusia, yang dapat dikendalikan, dan tidak dapat
disederhanakan menjadi suatu proses perkembangan.
Lebih
lanjut, melalui penelitiannya Gagne (dalam Bell-Gredler, 1986:116)
mengidentifikasi tiga prinsip yang memberikan kontribusi terhadap kesuksesan
pengajaran. Ketiga prinsip tersebut diantaranya: (1) Menyediakan pengajaran
dalam sekelompok komponen tugas yang membangun kearah tugas akhir; (2)
memastikan bahwa setiap komponen tugas merupakan bagian yang dikuasai; dan (3)
rangkaian komponen tugas untuk menjamin transfer optimal untuk tugas akhir.
William
Brownell
William
Artur Brownell dilahirkan tanggal 19 mei 1895 dan wafat pada tanggal 24 mei
1977, yang mendedikasikan hidupnya dalam dunia pendidikan. Brownell (1935) “…he
characterized his point of view as the “meaning theory.” In developing it, he
laid the foundation for the emergence of the “new mathematics.” He showed that
understanding, not sheer repetition, is the basis for children’s mathematical
learning…” pada penelitiannya mengenai pembelajaran anak khususnya pada
aritmetika mengemukakan belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan
belajar pengertian atau yang dikenal dengan Meaning Theory (teori bermakna) dan
dalam perkembangannya ia meletakkan pondasi munculnya matematika baru. Jika
dilihat dari teorinya ini sesuai dengan teori belajar-mengajar Gestalt yang
muncul pada pertengahan tahun 1930. Dimana menurut teori Gestalt, latihan
hafalan atau yang dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam
kegiatan pengajaran. Cara drill diberikan setelah tertanam pengertian.
Meaning
Theory yang diperkenalkan oleh Brownel merupakan alternatif dari Drill Theory
(teori latihan hafal/ulangan). Menurut Brownell dalam belajar orang membutuhkan
makna, bukan hanya sekedar respon otomatis yang banyak. Maka dengan demikian
teori drill dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan atas dasar teori
asosiasi atau teori stimulus respon, menurutnya terkesan bahwa proses
pembelajaran matematika khususnya aritmetika dipahami semata-mata hanya sebagai
kemahiran.
Jean
piaget
Lahir
pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchâtel, Switzerland
Meninggal
pada 16 September 1980 di Geneva
(Sumber
: Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
Jean
Piaget adalah anak tertua dari pasangan suami istri Arthur Piaget, seorang
profesor Kesusastraan abad pertengahan dan Rebecca Jackson, pada usia 11 tahun
di Neuchâtel Latin high school, dia menulis suatu ulasan tentang albino
sparrow, Piaget telah diberi gelar sebagai seorang interaktionis dan
juga konstruktivis.
Piaget
membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi empat tahap, yaitu sebagai
berikut:
a)
Periode Sensorimotor (0-2 tahun)
b)
Tahapan Praoperasional (2-7 tahun)
c)
Tahapan Operasional Konkrit (7-11 tahun)
d)
Tahapan Operasional Formal (11 tahun ke atas)
Dalam
bukunya yang berjudul To Understand Is to Invent, Piaget mengatakan bahwa
prinsip dasar dari metode aktif dapat dijelaskan sebagai berikut: Untuk
memahami harus menemukan atau merekonstruksi melalui penemuan kembali dan
kondisi seperti ini harus diikuti jika menginginkan seseorang dibentuk guna
mampu memproduksi dan mengembangkan kreativitas dan bukan hanya sekedar
mengulangi. Dalam pembelajaran aktif, guru harus memiliki keyakinan bahawa
siswa akan mampu belajar sendiri.
Jerome
Bruner
Lahir
pada tanggal 1 Oktober 1915 di New York, N.Y., U.S.
Tulisan-tulisan
Bruner membantu untuk menggambarkan konsep milik Piaget tentang level
perkembangan kognitif di dalam kelas. Bukunya yang berjudul The Process of
Education(1960) adalah buku miliknya yang paling banyak diterjemahkan ke
dalam bahasa lain. Buku tersebut berisi tentang studi dari reformasi kurikulum.
Pada bukunya tersebut dia menerangkan bahwa setiap subjek bisa dipikirkan pada
setiap anak pada setiap level perkembangan, jika subjek tersebut disampaikan secara
tepat. Menurut bruner setiap anak memiliki kekhawatiran dan ketertarikan yang
alami yang mampu menjadikan mereka berkompeten di berbagai tugas. Jika tugas
disampaikan terlalu sulit maka akan mengakibatkan mereka menjdai bosan. Seorang
guru, menurut Bruner, harus menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang
tepat dengan level perkembangan kognitif siswa. Bruner juga mempelajari
persepsi anak, dimana dia menyimpulkan bahwa nilai individu masing-masing anak
secara signifikan mempengaruhi persepsi mereka.
(Sumber
: Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
Zoltan
Dienes
Dienes
membagi 6 tahapan dalam mempelajari matematika
Tahapan
I
Sebagian
besar orang ketika dihadapkan pada situasi dimana mereka tidak yakin bagaimana
mengatasinya, mereka akan melakukan suatu aktifitas “trial and error”.
Tahapan
II
Setelah
beberapa kali percobaan, biasanya terjadi keseragaman dalam sebuah situasi,
yang bisa dirumuskan sebagai suatu aturan permainan(Rules of a game)
Tahapan
III
Suatu
kali ketika kita mendapatkan anak-anak memainkan sejumlah permainan matematika,
maka tiba saatnya ketika permainan-permainan tersebut bisa didiskusikan dan
dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.
Tahapan
IV
Akan
tiba saatnya ketika siswa telah mengindentifikasi muatan abstrak dari sejumlah
permainan dan praktis membawa beberapa gambaran dari inti dan maksud dari
aktifitas-aktifitas yang beragam tersebut.
Tahapan
V
Pada
level ini sudah saatnya untuk mempelajari representasi atau memetakan dan
menyelidiiki beberapa sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh semua permainan
tersebut.
Tahapan
VI
Tahapan
uraian dari simbolisasi bisa didapatkan dengan sangat panjang dan terkadang
berlebihan. Pada tahapan ini siswa dapat melakukan aktifitas deduksi.
REFERENSI
Bruner,
Jerome S(eymour). (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia
Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Thorndike,
Edward L.. (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia
Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Skinner,
B.F. . (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia
Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Piaget,
Jean. (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia
Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Bruner,
Jerome S(eymour). (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia
Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Suherman,
Erman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. MIPA
UPI. Bandung.
Subarinah,
Sri (2006). Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Dikti, Jakarta.
William
Arthur Brownell, Education: Berkeley , University of California:
In Memoriam, September 1978
Crain,
William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hergenhahn
B.R & Olson M.H,. (2008) Theories of Learning (Edisi ketujuh).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Hill,
F. Winfred. (2009). Theories of Learning. Bandung: Nusamedia.
Hudojo
H,. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud
Skemp,
R.R. (1971). The Psychology of learning mathematics. Suffulk: Ricard
Clay Ltd.
Uno
H.B,. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
0 komentar:
Posting Komentar