Teori Bruner hampir serupa dengan
teori Piaget, Di dalam teorinya Bruner mengemukakan bahwa perkembangan
intelektual anak mengikuti 3 tahap representasi yang berurutan, yaitu :
- Enactive representation, segala pengertian anak tergantung kepada responnya;
- Iconic representation, pola berfikir anak tergantung kepada organisasi visual (benda-benda yang konkrit) dan organisasi sensorisnya; dan Simbolic reprentation, anak telah memiliki pengertian yang utuh tentang sesuatu hal, pada periode ini anak telah mampu mengutarakan pendapatnya dengan bahasa.
Berbeda dengan Piaget, Bruner
memiliki pandangan yang lain tentang peranan bahasa dalam perkembangan
intelektual anak. Bruner berpendapat meskipun bahasa dan pikiran
berhubungan, tetapi merupakan dua sistem yang berbeda. Bahasa merupakan
alat berfikir dalam yang berbentuk pikiran. Dengan kata lain proses
berfikir adalah akibat bahasa dalam yang berlangsung dalam benak siswa.
Bruner juga berpendapat bahwa kesiapan adalah penguasaan keterampilan
sederhana yang memungkinkan seseorang menguasai keterampilan lebih
tinggi. Menurut Bruner kita tidak boleh menunggu datangnya kesiapan,
tetapi harus membantu tercapainya kesiapan itu. Tugas orang dewasalah
mengajarkan kesiapan itu pada anak. Berhubungan dengan proses belajar
Bruner dikenal dengan belajar penemuannya (discovery learning).
Implikasi Teori Bruner dalam proses pembelajaran adalah :
- Menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah;
- Anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan
- Dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dalam benaknya. Untuk itu siswa akan mencoba melakukan sintesis, analisis, menemukan informasi baru dan menyingkirkan informasi yang tak perlu.
0 komentar:
Posting Komentar