Copyright © artikel sederhana
Design by Dzignine
Jumat, 21 Desember 2012

Bakar Lemak di Tubuh Lebih Banyak dengan Berjalan Mundur

Jakarta, Jika Anda telah berusaha keras membakar lemak dengan cara berolahraga tetapi tidak ada hasilnya juga, cobalah untuk melakukan perubahan kecil dalam olahraga seperti berjalan mundur. Berjalan mundur dapat menjadi alternatif latihan karena mampu membakar kalori hingga 2 kali lipat.

Berjalan mundur menawarkan banyak manfaat bagi kesehatan, misalnya membantu seseorang memulihkan diri dari cedera umum, mengembalikan keseimbangan, dan juga membakar kalori hingga 2 kali lipat dibanding berjalan maju.

Para peneliti telah melakukan sebuah studi terhadap sekelompok pelari dan menemukan bahwa ketika seseorang berlari ke depan, kaki bagian belakang akan menghentak tanah dan saat kaki diangkat dari tanah, tumpuan beban tubuh berguling ke bola kaki.

Di sisi lain, ketika seseorang berjalan mundur akan timbul efek sebaliknya, kaki bagian depan yang menghentak tanah dan seterusnya. Hal ini berarti otot yang digunakan untuk berjalan maju dan mundur berbeda. Berjalan mundur membutuhkan energi 30 persen lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk berjalan maju. 

Berjalan mundur juga bagus untuk orang yang bermasalah dengan lututnya, karena dapat mengurangi beban pada lutut yang selama ini selalu menjadi tumpuan. Hal ini juga dapat membakar kalori dua kali lipat dibandingkan dengan berjalan maju pada kecepatan yang sama, seperti dilansir Medical Daily, Sabtu (22/12/2012).

Satu studi menemukan bahwa perempuan yang berlari-lari dengan arah mundur selama 15 sampai 45 menit sebanyak 3 kali seminggu selama 6 minggu akan kehilangan 2,5 persen dari berat badannya. 

Berjalan mundur juga dapat membantu meningkatkan keseimbangan. Penelitian telah menunjukkan bahwa berjalan mundur dapat membantu pasien penyakit Parkinson mendapatkan keseimbangannya kembali.

Namun, berjalan mundur juga memiliki kekurangan karena dapat menyebabkan kelelahan otot. Sehingga para ahli menyarankan untuk melakukan latihan ini secara bertahap ke dalam latihan rutin Anda. Sehingga Anda dapat melakukan latihan berjalan maju dan mundur secara bergantian.

Tak Ada yang Kuat Gendong Saat Jatuh, Motivasi Hilangkan Berat Badan 95 Kg


    

                                 
       









     Before                                                                                                                          After      

    Jakarta, Jennifer Hodges (41 tahun) mengakui dirinya kecanduan makanan cepat saji dan olahan, serta memiliki gaya hidup yang tidak aktif. Kondisi ini tentu saja membuat bobot tubuhnya meningkat hingga 166 kg dengan tinggi badan 172 cm. Penyebab banyak makan yang dialami oleh Jennifer ini karena ia terbiasa sejak kecil ditinggal oleh orang tuanya yang bekerja serta kurangnya teman, sehingga ia mengatasi kesepian dan bosannya dengan makanan. Tak jarang Jennifer seringkali merasa orang-orang di sekitarnya membicarakan ia ketika tengah berbelanja makanan, atau ketika ia mengajak anak-anaknya keluar untuk makan. Namun semua itu berubah ketika ia terjatuh di halaman belakang dan tidak bisa bangun sendiri. Ketiga anaknya harus berlari ke rumah memanggil suaminya, dan ia pun digulung dengan selimut untuk bisa diseret ke dalam rumah. Momen itu seperti menjadi titik balik bagi hidupnya. Jennifer tahu bahwa ia harus mengubah gaya hidupnya, bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga demi seluruh keluarganya.


      Jennifer pun mendaftarkan diri ke pusat kebugaran. Secara perlahan ia mulai rutin melakukan olahraga dan setelah 3 bulan ia memberanikan diri masuk kelas kebugaran Body Step. Ia pun menceritakan tujuan dan keterbatasannya pada sang pelatih sehingga bisa diberikan pilihan gerakan yang tidak terlalu sulit. Setelah 3 bulan, ia merasa lebih percaya diri dengan tubuhnya dan berat badannya mulai berkurang. Hal ini semakin memotivasinya untuk terus berlatih, ia pun menambahkan latihan kardio dan kekuatan, serta bodycombat dan RPM.

      Grup kebugaran yang diikutinya telah mengubah hidup Jennifer, bahkan ia pun kini juga turut memotivasi dan menghibur teman-teman kelompoknya yang memiliki tubuh besar. Selain berolahraga, Jennifer pun mengubah pola makannya. Ia tidak lagi mengonsumsi makanan cepat saji, namun mulai mencoba belajar memasak dan membuat makanan sendiri, seperti omelet putih telur dengan bayam, jamur, paprika dan tomat untuk sarapan.

     Sedangkan makan siangnya diisi dengan protein tanpa lemak dan sayuran, makan malam pasta gandum, beras merah dengan protein. Serta camilannya pun berganti menjadi segala macam buah seperti apel, pisang dan mangga atau yoghurt beku. Semua usaha yang dilakukan oleh Jennifer ini tidaklah sia-sia. Hidupnya kini benar-benar berubah, ia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 95,35 kg. Kini bobot tubuhnya menjadi 70,65 dan ia jauh terlihat lebih ramping dan bugar dengan bentuk tubuhnya yang baru.

Sumber : HuffingtonPost

Dunia Pernah Hampir Kiamat Cuma Gara-gara Bakteri

Jakarta, Habisnya penanggalan suku Maya yang jatuh pada hari ini terbukti bukanlah akhir zaman atau kiamat. Tidak ada hujan meteor atau letusan gunung berapi maha dahsyat yang terjadi. Namun tahukah Anda bahwa kiamat pernah hampir terjadi berjuta-juta tahun lalu? Bukan karena bencana alam, tapi karena serangan mikroba.

     Sekitar 251 juta tahun yang lalu, 90 persen dari spesies bumi punah. Kepunahan massal atau disebut 'Great Dying' ini membunuh 96 persen hewan laut dan 70 persen hewan darat. Bahkan bumi membutuhkan waktu 10 juta tahun untuk mengembalikan keanekaragaman hayati yang telah musnah.

     Para ilmuwan memiliki beberapa teori untuk menjelaskan hal ini. Ada yang menyebutkan penyebabnya adalah meteor yang menghantam bumi. Sebagian besar peneliti percaya bahwa kiamat tersebut diakibatkan letusan serangkaian gunung berapi di wilayah Siberia yang meningkatkan gas rumah kaca dan akhirnya membunuh banyak spesies bumi. Namun Daniel Rothman dari Massachusetts Institute of Technology memiliki penjelasan yang berbeda. Dalam makalahnya yang dipresentasikan pada pertemuan American Geophysical Union, ia percaya bahwa kepunahan massal disebabkan oleh sesuatu yang jauh lebih kecil, yaitu satu jenis bakteri.

     Rothman menganalisis sampel sedimen dari akhir era Permian yang diperoleh di Cina. Dia menemukan bahwa kenaikan kadar karbon yang terjadi terlalu tajam jika hanya disebabkan oleh peristiwa geologi seperti letusan gunung berapi. Dia berpendapat bahwa penyebab naiknya kadar karbon tersebut adalah bakteri. Bakteri tersebut bernama Methanosarcina, yaitu jenis mikroba yang hidup di laut dan menghasilkan sebagian besar gas metana di dunia hingga saat ini. Seperti dikutip dari Medical Daily, Jumat (21/12/2012), Rothman menemukan bahwa Methanosarcina sudah memiliki kemampuan menghasilkan metana sejak 231 juta tahun lalu.

     Untuk menghasilkan metana dengan cepat, mathanosarcina membutuhkan nikel. Kadar nikel ditemukan melonjak hampir 251 juta tahun yang lalu. Diduga penyebabnya karena muntahan lava dari gunung berapi Siberia. Jadi secara langsung, methanosarcina lah yang sebenarnya bertanggung jawab memproduksi metana yang memusnahkan sebagian besar spesies bumi. Walau demikian, banyak ahli yang tidak setuju dengan teori ini, salah satunya adalah Anthony Cohen dari United Kingdom's Open University. Menurut Cohen, teori tersebut membutuhkan banyak asumsi. Dia juga mempertanyakan bagaimana caranya lava dapat masuk ke lautan di seluruh dunia.

sumber :http://health.detik.com/read/2012/12/21/145451/2124644/763/hii-dunia-pernah-hampir-kiamat-cuma-gara-gara-bakteri?l992205755

Pembelajaran dengan pendekatan problem solving



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan pendidikan adalah menyelenggarakan proses belajar mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk, 2000) mengungkapkan pengertian belajar sebagai suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Belajar dapat membawa perubahan dan perubahan itu pada pokoknya adalah diperoleh kecakapan baru melalui suatu usaha. Para pendidik hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu adanya suasana yang terbuka, akrab dan saling menghargai. Sebaliknya perlu menghindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan dan sarat dengan perintah dan instruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kebosanan (Dasim Budimansyah,2002). Hal tersebut bisa tercapai apabila sang pendidik memakai jalan pembelajaran dengan pendekatan problem solving.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pembelajaran dengan problem solving?
2. Apa saja perangkat pembelajaran Problem solving?
3. Bagaimanakah bentuk-bentuk pembelajaran problem solving?
4. apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran  problem solving?
5. Bagaimanakah pendekatan pemecahan masalah?

C. Tujuan pembahasan Masalah
1. Dapat mengetahui pengertian pembelajaran dengan problem solving
2. Untuk Mengenal perangkat pembelajaran Problem solving
3. Untuk memahami bentuk-bentuk pembelajaran problem solving
4. Dapat  Mengetahu kelebihan dan kekurangan pembelajaran problem solving
5. Untuk mengetahui pendekatan pemecahan masalah.


BAB II
Pembahasan
2.1. Pengertian dasar problem solving Agar kita sukses menerapkan pembelajaran dengan problem solving maka langkah pertama yang harus  lakukan ialah memahami makna problem solving solving terselebih dahulu. Barangkali secara umum orang memahami masalah sebagai kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Namun dalam matematika, istilah problem memiliki makna yang lebih khusu. Yakni istilah “problem” terkait erat dengan suatu pendekatan pembelajaran yaitu problem solving ( pemecahan masalah) yang digunakan intuk pendekatan dalam proses pembelajaran . Dan menurut Hunsaker Pemecahan masalah ( problem solving ) didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil hasil yang diinginkan                                                                                                                         Sementara menurut Mu’Qodin mengatakan bahwa problem solving adalah merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat..                                                                                                  Berdasarkan dari beberapa definisi problem solving yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa problem solving merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran. Terkait dengan pengertian problem solving tadi bila dikaitkan dengan pembelajaran maka mempunyai pengertian sebagai proses pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, dimana  problem yang harus diselesaikan tersebut bisa dibuat-buat sendiri oleh pendidik dan ada kalanya fakta nyata yang ada dilingkungan kemudian dipecahkan dalam pembelajaran dikelas, Dengan berbagai cara dan teknik.


2.2. Perangkat Pembelajaran Problem Solving
Untuk menerapkan pembelajaran problem solving diperlukan beberapa perangkat terutama
A. Software,  yang mengaitkan metode, Setiap pembelajaan seorang guru tidak dilepaskan dari peranan metode, akan tetapi tak semua metode yang guru pakai dapat menghasilkan output yang baik, Dan guru mengajar dengan metode dapat menemukan dan  membimbing anak ke arah pemecahan masalah  tapi tak semua metode bisa digunakan sebagi proses problem solving paling tidak metode tersebut  mempunyai nilai-nilai Sebagai berikut:
·         Keaktifan terhadap peserta didik
karena  keaktifan siswa dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengexplorasi pengetahuannya untuk memecahkan masalah serta membangun konsep-konsep yang akan dipelajarinya. Keseluruhan pengalaman belajar ini akan memberikan ketrampilan kepada siswa bagaimana sesungguhnya belajar yang dapat menjadi bekal untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Dan memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.
·         Kreativitas
Dengan kekreatisan seorang siswa baik individual maupun kelompok dituntut untuk menghasilkan penemuan-penemuan sebagai manifestasi dari pemecahan masalah, orang-orang yang kreatif masih saja belum banyak jumlahnya Konon hal inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia tidak banyak menghasilkan paten atau temuan. Mandulnya bangsa Indonesia dalam menghasilkan temuan-temuan baru tentu saja menjadi kendala untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain didunia. Oleh karenanya penting bagi siswa untuk semenjak dini menghasilkan kreasi-kreasi atau belajar mengkreasi sesuatu. Kelak ketika mereka dewasa kreativitas ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam memecahkan berbagai masalah kehidupan diantaranya adalah menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri. Konon banyaknya sarjana yang menjadi antrean pencari kerja disebabkan karena semenjak kecil mereka tidak terbiasa menciptakan sesuatu. Kebiasaan belajar dengan menghapalkan dan meniru tidak banyak bermanfaat dalam kehidupan.
Berkreativitasnya  siswa dapat menghantarkan daya pikir kritis dalam memecahkan masalah dan tentunya setiap metode harus didukung oleh fasilitas tertentu yang dapat mengarah kepada tercapainya tujuan.
Diantara  yang paling bermasalah ialah Metode ceramah meruapakan metode klasik yang hanya menggunakan lisan dalam menyampaikan materi, yang dampaknya murid menjadi pasif, tidak gairah dan daya pikir siswa statis. Maka dari itu metode ceramah sangat tidak relevan untuk digunanakan dalam pembelajaran problem soving, memang setiap metode pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari metode ceramah akan tetapi metode  ceramah hanya sebagai fasilitas daya dukung aja dari pada metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran.

B. Hardware
Untuk perangkat yang kedua ialah hardware yang terkait  dengan teknik pembelajaran, sebelum kita memahami hardware pembelajaran kita harus paham dengan pengertian teknik pembelajaran, teknik pembelajaran ialah jalan, alat, atau media yang diguanakan oleh guru dalam rangka mendidik muridnya guna mencapai tujuan pembelajaran ( Garlach dan Ely, 1980 )
Aplikasi atau penerapan teknologi pendidikan dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran mempersyaratkan minimal tersedianya hal-hal berikut: a) dukungan teknologi atau infrastruktur, b) penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan content, c) kesiapan Siswa pengguna atau user. Sementara itu pemecahan masalah belajar secara empirik dapat dilakukan dengan berbagai cara, strategi, dan prosedur (Purwanto, 2005:17­18).
Aplikasi atau penerapan teknologi pendidikan dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran dengan cara: 1) memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem; 2) memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya; 3) menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar; 4) timbulnya daya lipat atau efek sinergi, di mana penggabungan pendekatan dan atau unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah (Miarso, 2007:78).
Penerapan Teknologi Pendidikan  Dapat diterapkan dalam Pembelajaran Computer Assisted Learning (CAL)
Teknik ini digunakan untuk kegiatan belajar yang berstruktur, dimana computer    Diprogramkan untuk permasalahan-permasalahan (sistem Pakar). Siswa diminta untuk  Meme cahkan masalah tersebut atau mencari jawaban dengan mempergunakan  komputer dan seketika itu juga jawaban siswa diproses secara elektronik. Dalam  beberapa detik siswa sudah mendapat jawaban atau umpan balik jawaban tersebut. CAL  memberikan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatan masing-masing mereka.Metode ini dapat dipergunakan pada setiap tingkat pengetahuan dari yang sederhana sampai pada yang paling kom pleks.
2.3 Bentuk Problem Solving
Ada beberapa bentuk dalam problem solving menurut Chang, D’Zurilla dan Sanna (2004), yaitu                                                          a) Rational Problem Solving
Sebuah bentuk pembelajaran problem solving yang konstruktif yang didefinisikan seperti rasional, berunding dan aplikasi yang sistematik dalam kemampuan menyelesaikan masalah. Model ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu :                                                  1) Identifikasi Masalah
Problem solver mencoba mengelompokkan dan mengerti masalah yang dihadapi  dengan mengumpulkan banyak spesifikasi dan fakta konkrit tentang kemungkinan masalah, mengidentifikasi permintaan, rintangan dan tujuan yang realistik dalam menyelesaikan masalah.
2) Mencari Solusi Alternatif
Fokus pada tujuan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan mencoba untuk mengidentifikasi banyak solusi yang memungkinkan termasuk yang konvensional.                3) Mengambil Keputusan                                                                          Problem solving  mengantisipasi terhadap keputusannya dalam solusi yang berbeda, mempertimbangkan, membandingkan dan kemudian memilih yang terbaik atau solusi yang efektif yang paling berpotensial.                                                                                4) Mengimplementasi Solusi dan Pembuktian                                                Seseorang harus berhati-hati dalam menerima dan mengevaluasi solusi yang menjadi pilihan setelah mencoba untuk melaksanakan solusi tersebut kedalam situasi masalah dalam kehidupan nyata
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran  Problem Solving.
Salah satu tujuan pembelajaran ialah untuk menciptakan prodak siswa yang tidak hanya memiliki keahlian koqnitif  dan afektif saja melainkan seorang siswa juga dituntut untuk cakap dalam mengembangkan psikomotorik, tujuan tersebut tidak dari proses untuk memecahkan masalah, dan didalam memecahkan masalah tersebut haruslah menghadirkan metode. Dan metode yang tepat ialah metode problem solving, salah satu metode metode yang menekankan untuk berpikir krisis dan kreatif guna mencapai tujuan, tapi metode tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan Pembelajaran Problem Solving
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan pembelajaran  problem solving
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan Pembelajaran  ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain
3. Pengembangan program membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama.
4. Pengadaan dan pemeliharaan alat mahal .

2.5. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving Approach)
Ada   5 langkah,   yakni :
1.Problem  Identification
Ketika kita menemukan sebuah masalah. Baik itu masalah teknis atau kehidupan sehari-hari karena pada umunya semua masalah memiliki kronologis jalan keluar yang hamper sama. Sebagai contohnya karena saya akan menghadapi UTS tanggal 28 besok dan belum benar-benar siap, serta diperparah sekarang bulan puasa maka ini bisa dijadikan contoh masalah.
2.Synthesis
Sebuah gagasan awal secara keseluruhan untuk memecahkan masalah. Langkah selanjutnya masalah di atas adalah saya harus berusaha lebih keras untuk mengejar ketertinggalan dan tidak menganut sistem belajar kebut semalam.
3.Analysis
Kalau di buku Holtzapple Reece dijelaskan bahwa pada langkah ini kuncinya adalah mengubah masalah fisika menjadi model matematikanya. Karena saya sudah terlanjur memberi contoh masalah kehidupan nyata maka jika ditinjau dari langkah ini maka saya harus menentukan langkah riil step by step, misalnya belajar terorganisasi atau berurutan dan         berkelanjutan.
4.Application
Langkah application di sini kita melaksanakan semua gagasan dan langkah-langkah yang kitarencanakansebelumnya.
5.Comprehension
Di langkah ini kita menggunakan teori yang sudah ada. Untuk kasus yang telah saya contohkan teori yang ada adalah mitos kalau belajar sebelum tidur itu baik dan jauh lebih baik belajar pada saat shubuh atau fajar. Di jelaskan dalam buku Misteri Shalat Shubuh bahwa banyak keajaiban atau mukjizat yang terjadi kala fajar.

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. problem solving merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran. Terkait dengan pengertian problem solving tadi bila dikaitkan dengan pembelajaran maka mempunyai pengertian sebagai proses pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, dimana  problem yang harus diselesaikan tersebut bisa dibuat-buat sendiri oleh pendidik dan ada kalanya fakta nyata yang ada dilingkungan kemudian dipecahkan dalam pembelajaran dikelas, Dengan berbagai cara dan teknik.
2. Perangkat dalam pembelajaran problem solving ialah berupa software yang berupa metode tapi tak semua metode bisa dipakai dalam pembelajaran problem solving paling tidak metode tersebut mempunyai nilai-nilai keaktifan dan kretivitas bagi siswa. dan yang perangkat problem solving ialah hardware yang berupa tenik pembelajaran.
3. Bentuk Problem Solving ialah Rational Problem Solving dengan cara Identifikasi Masalah,  Mencari Solusi Alternatif. Mengambil Keputusan, Mengimplementasi Solusi dan Pembuktian.
4. Pembelajaran problem solving ada kelebihannya dan kekurangannya diantaranya.
Kelebihan problem solving
·         Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
·         Berpikir dan bertindak kreatif.
Kekurangannya
·         Pengembangan program membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama.
·         Pengadaan dan pemeliharaan alat mahal .

5. Pendekatan Pemecahan masalah ada lima langkah yaitu, Problem Identification, Syinthesis, Analysis, Application, Comprehension

DAFTAR PUSTAKA
1. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Efektif dan Efisien, Jakarta, Bumi Aksara, 2008.
2. Harun Nasution, Teknologi pendidikan, , Jakarta, Bumi Aksara,2010.
3.      Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta, Pustekkom-Diknas, 2007.
  1. Online http://anicahyadi.blogspot.com/2009_04_01_archive.html,  25  Nov 2010.
  2. R. Ibrahim & Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta, 1996.
  3. Purwanto, et.al.. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan diIndonesia. Pustekkom Diknas, Jakarta, 2005.
  4. Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya, Penerbit Insan Cendikia, 2002.




Rabu, 19 Desember 2012

Studi: Tes IQ Tidak Akurat untuk Menilai Kecerdasan

Jakarta, Tes IQ telah dikenal selama bertahun-tahun. Banyak orang percaya bahwa tes ini dapat mengukur kecerdasan orang dengan tepat, namun ada juga yang berpendapat hasilnya belum tentu akurat. Sebuah penelitian baru-baru mendukung pendapat kedua yang menyatakan tes IQ bisa keliru.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neuronini menegaskan bahwa tes IQ bukanlah prediktor kecerdasan yang akurat. Bahkan, menurut para peneliti, tidak ada satu pun tes yang telah disusun saat ini dapat memberikan penilaian tepat atas semua jenis kecerdasan.

Para peneliti memberikan 12 jenis tes kognitif untuk mengukur berbagai jenis kecerdasan. Secara garis besar tes yang diberikan mencakup tes daya ingat, penalaran, kemampuan memperhatikan dan perencanaan. Pertanyaan mengenai latar belakang dan gaya hidup peserta juga disertakan.

Dalam penelitian ini, digunakan metode survei yang dapat diakses oleh semua orang di dunia. Awalnya para peneliti mengira hanya akan mendapat respons dari sekitar 100 orang saja. Tapi ternyata ada sekitar 100.000 orang yang ikut serta dari berbagai usia dan budaya.

Seperti dikutip dari Medical Daily, Kamis (20/12/2012), hasilnya menemukan bahwa tidak ada satu pun tes yang dapat mendeskripsikan segala jenis kecerdasan. Perbedaan hasil tes sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya memori jangka pendek dan penalaran.

Para peneliti lalu berupaya memetakan cara kerja otak saat mengolah kemampuan kognitif menggunakan scan otak fMRI. Ternyata memang benar, gaya hidup dan latar belakang peserta ikut mempengaruhi perbedaan hasil tes.

Misalnya, latihan otak tidak banyak membantu mempertahankan kecerdasan, penuaan menurunkan daya ingat dan kemampuan penalaran, orang yang menderita kecemasan memiliki memori jangka pendek yang buruk, perokok mendapat memiliki memori jangka pendek dan kemampuan verbal yang buruk.

Di sisi lain, orang yang rutin bermain video game ternyata memiliki memori jangka pendek dan penalaran yang baik dibanding kebanyakan orang. Setelah mengetahui hasil tes IQ amat dipengaruhi banyak faktor, para peneliti ingin melanjutkan penelitiannya dengan tes versi baru untuk melihat variasi kemampuan kognitif.


Ilmuwan Matematika (Fisika Swiss)


Ilmuwan Matematika - Fisika Swiss
Di abad ke-17 Swiss punya seorang matematikus dan ahli fisika yang teramat brilian dan ilmuwan terkemuka sepanjang masa. Orang itu Leonhard Euler. Hasil karyanya mempengaruhi penggunaan semua bidang fisika dan di banyak bidang rekayasa. Hasil matematika dan ilmiah Euler betul-betul tak masuk akal. Dia menulis 32 buku lengkap, banyak diantaranya terdiri dari dua jilid, beratus-ratus artikel tentang matematika dan ilmu pengetahuan. Orang bilang kumpulan tulisan-tulisan ilmiahnya terdiri dari lebih 70 jilid! Kegeniusan Euler memperkaya hampir segala segi matematika murni maupun matematika siap pakai dan sumbangannya terhadap matematika fisika hampir tak ada batasnya untuk penggunaan. 

Leonhard Euler (lahir di Basel, Swiss, 15 April 1707 – meninggal di St. Petersburg, Rusia, 18 September 1783 pada umur 76 tahun) (dilafalkan "oiler") adalah matematikawan dan fisikawan Swiss. Ia dipandang (bersama Archimedes, Gauss, dan Newton) sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa. Euler menyumbangkan berbagai penemuan penting di bidang-bidang yang beragam seperti kalkulus dan teori graf. Dia juga memperkenalkan terminologi dan notasi matematika modern, terutama untuk analisis matematika, seperti konsep fungsi matematika. Dia juga dikenal dengan karya-karyanya dalam bidang mekanika, dinamika fluida, optika dan astronomi.

Dia merupakan salah satu matematikawan paling subur. Kumpulan karyanya memenuhi 60-80 volume kuarto. Pernyataan yang disebutkan berasal dari Pierre-Simon Laplace menyatakan pengaruh Euler dalam matematika: "Baca Euler, baca Euler, dialah tuan kita semua." Euler ditampilkan pada seri keenam uang kertas 10 franc dan pada banyak perangko Swiss, Jerman dan Rusia. Untuk menghormatinya, nama salah satu asteroid, 2002 Euler berasal dari namanya. Dia juga dikenang oleh Gereja Lutheran pada kalender para Santa Lutheran pada tanggal 24 Mei. Euler merupakan penganut taat agama Kristen, dan mempercayai bahwa Alkitab bersih dari kesalahan dan berargumen sengit melawan para ateis ternama pada zamannya.

Euler diterima masuk Universitas Basel tahun 1720 tatkala umurnya baru mencapai tiga belas tahun. Mula-mula dia belajar teologi, tetapi segera pindah ke mata pelajaran matematika. Dia peroleh gelar sarjana dari Universitas Basel pada umur tujuh belas tahun dan tatkala umurnya baru dua puluh tahun dia terima undangan dari Catherine I dari Rusia untuk bergabung dalam Akademi Ilmu Pengetahuan di St. Petersburg. Di umur dua puluh tiga tahun dia jadi mahaguru fisika di sana dan ketika umurnya dua puluh enam tahun dia menggantikan korsi ketua matematika yang tadinya diduduki oleh seorang matematikus masyhur Daniel Bernoulli. Dua tahun kemudian penglihatan matanya hilang sebelah, namun dia meneruskan kerja dengan kapasitas penuh, menghasilkan artikel-artikel yang brilian.

Tahun 1741 Frederick Yang Agung dari Prusia membujuk Euler agar meninggalkan Rusia dan memintanya bergabung ke dalam Akademi Ilmu Pengetahuan di Berlin. Dia tinggal di Berlin selama dua puluh lima tahun dan kembali ke Rusia tahun 1766. Tak lama sesudah itu kedua matanya tak bisa melihat lagi. Bahkan dalam keadaan tertimpa musibah macam ini, tidaklah menghentikan penyelidikannya. Euler memiliki kemampuan spektakuler dalam hal mental aritmatika, dan hingga dia tutup usia (tahun 1783 di St. Petersburg --kini bernama Leningrad-- pada umur tujuh puluh enam tahun), dia terus mengeluarkan kertas kerja kelas tinggi di bidang matematika. Euler kawin dua kali dan punya tiga belas anak, delapan diantaranya mati muda.

Euler khusus ahli mendemonstrasikan bagaimana hukum-hukum umum mekanika, yang telah dirumuskan di abad sebelumnya oleh Isaac Newton, dapat digunakan dalam jenis situasi fisika tertentu yang terjadi berulang kali. Misalnya, dengan menggunakan hukum Newton dalam hal gerak cairan,
Euler sanggup mengembangkan persamaan hydrodinamika. Juga, melalui analisa yang cermat tentang kemungkinan gerak dari barang yang kekar, dan dengan penggunaan prinsip-prinsip Newton. Dan Euler berkemampuan mengembangkan sejumlah pendapat yang sepenuhnya menentukan gerak dari barang kekar. Dalam praktek, tentu saja, obyek benda tidak selamanya mesti kekar. Karena itu, Euler juga membuat sumbangan penting tentang teori elastisitas yang menjabarkan bagaimana benda padat dapat berubah bentuk lewat penggunaan tenaga luar.

Euler juga menggunakan bakatnya dalam hal analisa matematika tentang permasalahan astronomi, khusus menyangkut soal "tiga-badan" yang berkaitan dengan masalah bagaimana matahari, bumi, dan bulan bergerak di bawah gaya berat mereka masing-masing yang sama. Masalah ini --suatu masalah yang jadi pemikiran untuk abad ke-21-- belum sepenuhnya terpecahkan. Kebetulan, Euler satu-satunya ilmuwan terkemuka dari abad ke-18 yang (secara tepat, seperti belakangan terbukti) mendukung teori gelombang cahaya.

Buah pikiran Euler yang berhamburan tak hentinya itu sering menghasilkan titik tolak buat penemuan matematika yang bisa membuat seseorang masyhur. Misalnya, Joseph Louis Lagrange, ahli fisika matematika Perancis, berhasil merumuskan serentetan rumus ("rumus Lagrange")
yang punya makna teoritis penting dan dapat digunakan memecahkan pelbagai masalah mekanika. Rumus dasarnya diketemukan oleh Euler, karena itu sering disebut rumus Euler-Lagrange. Matematikus Perancis lainnya, Jean Baptiste Fourier, umumnya dianggap berjasa dengan penemuan teknik matematikanya, terkenal dengan julukan analisa Fourier. Di sini pun, rumus dasarnya pertama diketemukan oleh Leonhard Euler, dan dikenal dengan julukan formula Euler- Fourier. Mereka menemukan penggunaan yang luas dan beraneka macam di bidang fisika, termasuk akustik dan teori elektromagnetik.

Dalam urusan matematika,
Euler khusus tertarik di bidang kalkulus, rumus diferensial, dan ketidakterbatasan suatu jumlah. Sumbangannya dalam bidang ini, kendati amat penting, terlampau teknis dipaparkan di sini. Sumbangannya di bidang variasi kalkulus dan terhadap teori tentang kekompleksan jumlah merupakan dasar dari semua perkembangan berikutnya di bidang ini. Kedua topik itu punya jangkauan luas dalam bidang penggunaan kerja praktek ilmiah, sebagai tambahan arti penting di bidang matematika murni.

Formula Euler, , menunjukkan adanya hubungan antara fungsi trigonometrik dan jumlah imaginer, dan dapat digunakan menemukan logaritma tentang jumlah negatif. Ini merupakan satu dari formula yang paling luas digunakan dalam semua bidang matematika. Euler juga menulis sebuah textbook tentang geometri analitis dan membuat sumbangan penting dalam bidang geometri diferensial dan geometri biasa. Kendati Euler punya kesanggupan yang hebat untuk penemuan-penemuan matematika yang memungkinkannya melakukan praktek-praktek ilmiah, dia hampir punya kelebihan setara dalam bidang matematika murni. Malangnya, sumbangannya yang begitu banyak di bidang teori jumlah, tetapi tidak begitu banyak yang bisa dipaparkan di sini. Euler juga orang pemula yang bekerja di bidang topologi, sebuah cabang matematika
yang punya arti penting di abad ke-20.

Dalam kaitan dengan Leonhard Euler jawabnya tampak jelas
sekali: pengetahuan modern dan teknologi akan jauh tertinggal di belakang, hampir tak terbayangkan, tanpa adanya formula Euler, rumus-rumusnya, dan metodenya. Sekilas pandangan melirik indeks textbook matematika dan fisika akan menunjukkan penjelasan-penjelasan ini sudut Euler (gerak benda keras); kemantapan Euler (deret tak terbatas); keseimbangan Euler (hydrodinamika); keseimbangan gerak Euler (dinamika benda keras); formula Euler (variabel kompleks); penjumlahan Euler (rentetan tak ada batasnya), curve polygonal Eurel (keseimbangan diferensial); pendapat Euler tentang keragaman fungsi (keseimbangan diferensial sebagian); transformasi Euler (rentetan tak terbatas); hukum Bernoulli-Euler (teori elastisitis); formula Euler-Fourier (rangkaian trigonometris); keseimbangan Euler-Lagrange (variasi kalkulus, mekanika); dan formula Euler-Maclaurin (metode penjumlahan) itu semua menyangkut sebagian yang penting-penting saja. Akhirnya, Euler memberi sumbangan penting buat sistem lambang jumlah matematik masa kini. Misalnya, dia bertanggung jawab untuk penggunaan umum huruf Yunani untuk menerangkan rasio antara keliling lingkaran terhadap diameternya. Dia juga memperkenalkan banyak sistem tanda yang cocok yang kini umum dipakai di bidang matematika.

Beberapa Teori Belajar


Belajar adalah suatu aktifitas atau kegiatan dimana terdapat sebuah proses dan tahapan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan kegiatan tersebut. Belajar adalah merupakan proses perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku atau pemikiran sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar adalah dampak darui adanya interaksi antara rangsangan dan tanggapan. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Berikut adalah beberapa tokoh tentang teori belajar:

Edward L Thorndike
Lahir di Williamsburg, Massachusetts, U.S. pada tanggal 31 Agustus 1874 dan wafat pada tanggal 9 Agustus 1949 di Montrose, New York.
Edward Lee Thorndike adalah ahli psikologi yang melakukan penelitian pada perilaku hewan dan proses pembelajaran yang saat ini dikenal sebagai Theoruy of Connectionism, yang menyatakan bahwa perilaku respond terhadap stimulus tertentu dibentuk oleh suatu rangkaian kegiatan coba-coba (Trial and error) yang mempengaruhi neural connections antara stimulus dan respond yang paling diinginkan.
Ia memahami bahwa perubahan adptif pada perilaku binatang dapat dianalogikan pada pembelajaran pada manusia dan mengusulkan rangkaian perilaku tersebut (connection) bisa diramalkan oleh aplikasi dua hukum, yaitu:
1. Law of Effect (Hukum Efek)
Hukum efek menyatakan bahwa tingkah laku respon yang paling dekat diikuti oleh hasil yang memuaskan dapat dipastikan untuk menjadi pola yang mapan dan menjadi teladan. Respon yang sama akan diberikan apabila stimulus yang sama diberikan lagi.
2. Law of Exercise (Hukum Latihan)
Hukum latihan menyatakan bahwa perilaku akan semakin kokoh apabila hubungan stimulus-respon sering dilakukan.
Thorndike juga menyatakan bahwa reward akan menguatkan perilaku hubungan stimulus-respon yang diharapkan (benar) dan punishment akan melemahkan perilaku hubungan stimulus-respond yang tidak diharapkan (salah).
(Sumber : Britannica Ultimate Reference Suite 2007)

B. F. Skinner
Lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, U.S.
Wafat pada 18 Agustus 1990, Cambridge, Massachusetts
(Sumber : Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
Teori belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan. Penelitian yang dilakukan Skinner dipengaruhi oleh percobaan Pavlov dan ide-ide John Watson (bapak behaviorisme). Salah satu hasil penelitiannya yang terkenal adalah kotak Skinner (Skinner’s Box). Ketertarikan Skinner terhadap perilaku individu terletak pada stimulus-respon (SR) yang dihasilkan.
Penguatan merupakan unsur terpenting dari teori SR Skinner. Penguatan stimulus diberikan berulang-ulang agar dapat memperkuat respon yang dikehendaki. Sehingga perilaku individu dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Ukuran perilaku individu yang terpenting adalah tingkatan atau kecepatan responnya. Perilaku individu yang diamati Skinner agak berbeda dengan perilaku yang diamati dalam teori behaviorisme sebelumnya (Pavlov, Thorndike, Hull). Dalam teori behaviorisme Skinner, dikenal istilah responden dan operan. Responden merupakan respon-respon individu yang secara otomatis diperoleh melalui stimulus yang sudah dikenal dan relatif tetap. Sedangkan dalam pengkondisian operan, stimulus awal tidak selalu dapat diketahui, individu hanya sekedar memunculkan respon-respon yang dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Menurut Skinner, perilaku operan lebih berperan dalam kehidupan manusia disbanding perilaku responden. Hal inilah yang mendasari teori Skinner tenang pengkondisian operan (operant conditioning).

Robert Gagne
Teori belajar yang disebut pula teori perkembangan mental berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik (Ruseffendi, 1988). Dalam perkembangannya, ”belajar” memiliki definisi tersendiri. Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan (Sudjana, 1991: 5). Burton (dalam Knowles, 1986:5) menyatakan ”learning is change in the individual, due to the interaction of that individual, and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”. Ini menyiratkan bahwa belajar adalah suatu perubahan secara individu, berkaitan dengan interaksi antara individu dengan lingkungannya, dalam pemenuhan kebutuhannya dan membuat mereka lebih cakap dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Disisi lain, Gagne menyatakan bahwa ”Learning is a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth”. Ini berarti bahwa belajar adalah perubahan dalam pembawaan atau kesanggupan manusia, yang dapat dikendalikan, dan tidak dapat disederhanakan menjadi suatu proses perkembangan.
Lebih lanjut, melalui penelitiannya Gagne (dalam Bell-Gredler, 1986:116) mengidentifikasi tiga prinsip yang memberikan kontribusi terhadap kesuksesan pengajaran. Ketiga prinsip tersebut diantaranya: (1) Menyediakan pengajaran dalam sekelompok komponen tugas yang membangun kearah tugas akhir; (2) memastikan bahwa setiap komponen tugas merupakan bagian yang dikuasai; dan (3) rangkaian komponen tugas untuk menjamin transfer optimal untuk tugas akhir.

William Brownell
William Artur Brownell dilahirkan tanggal 19 mei 1895 dan wafat pada tanggal 24 mei 1977, yang mendedikasikan hidupnya dalam dunia pendidikan. Brownell (1935) “…he characterized his point of view as the “meaning theory.” In developing it, he laid the foundation for the emergence of the “new mathematics.” He showed that understanding, not sheer repetition, is the basis for children’s mathematical learning…” pada penelitiannya mengenai pembelajaran anak khususnya pada aritmetika mengemukakan belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan belajar pengertian atau yang dikenal dengan Meaning Theory (teori bermakna) dan dalam perkembangannya ia meletakkan pondasi munculnya matematika baru. Jika dilihat dari teorinya ini sesuai dengan teori belajar-mengajar Gestalt yang muncul pada pertengahan tahun 1930. Dimana menurut teori Gestalt, latihan hafalan atau yang dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam kegiatan pengajaran. Cara drill diberikan setelah tertanam pengertian.
Meaning Theory yang diperkenalkan oleh Brownel merupakan alternatif dari Drill Theory (teori latihan hafal/ulangan). Menurut Brownell dalam belajar orang membutuhkan makna, bukan hanya sekedar respon otomatis yang banyak. Maka dengan demikian teori drill dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan atas dasar teori asosiasi atau teori stimulus respon, menurutnya terkesan bahwa proses pembelajaran matematika khususnya aritmetika dipahami semata-mata hanya sebagai kemahiran.

Jean piaget
Lahir pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchâtel, Switzerland
Meninggal pada 16 September 1980 di Geneva
(Sumber : Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
Jean Piaget adalah anak tertua dari pasangan suami istri Arthur Piaget, seorang profesor Kesusastraan abad pertengahan dan Rebecca Jackson, pada usia 11 tahun di Neuchâtel Latin high school, dia menulis suatu ulasan tentang albino sparrow, Piaget telah diberi gelar sebagai seorang interaktionis dan juga konstruktivis.
Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut:
a) Periode Sensorimotor (0-2 tahun)
b) Tahapan Praoperasional (2-7 tahun)
c) Tahapan Operasional Konkrit (7-11 tahun)
d) Tahapan Operasional Formal (11 tahun ke atas)
Dalam bukunya yang berjudul To Understand Is to Invent, Piaget mengatakan bahwa prinsip dasar dari metode aktif dapat dijelaskan sebagai berikut: Untuk memahami harus menemukan atau merekonstruksi melalui penemuan kembali dan kondisi seperti ini harus diikuti jika menginginkan seseorang dibentuk guna mampu memproduksi dan mengembangkan kreativitas dan bukan hanya sekedar mengulangi. Dalam pembelajaran aktif, guru harus memiliki keyakinan bahawa siswa akan mampu belajar sendiri.

Jerome Bruner
Lahir pada tanggal 1 Oktober 1915 di New York, N.Y., U.S.
Tulisan-tulisan Bruner membantu untuk menggambarkan konsep milik Piaget tentang level perkembangan kognitif di dalam kelas. Bukunya yang berjudul The Process of Education(1960) adalah buku miliknya yang paling banyak diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Buku tersebut berisi tentang studi dari reformasi kurikulum. Pada bukunya tersebut dia menerangkan bahwa setiap subjek bisa dipikirkan pada setiap anak pada setiap level perkembangan, jika subjek tersebut disampaikan secara tepat. Menurut bruner setiap anak memiliki kekhawatiran dan ketertarikan yang alami yang mampu menjadikan mereka berkompeten di berbagai tugas. Jika tugas disampaikan terlalu sulit maka akan mengakibatkan mereka menjdai bosan. Seorang guru, menurut Bruner, harus menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang tepat dengan level perkembangan kognitif siswa. Bruner juga mempelajari persepsi anak, dimana dia menyimpulkan bahwa nilai individu masing-masing anak secara signifikan mempengaruhi persepsi mereka.
(Sumber : Britannica Ultimate Reference Suite 2007)

Zoltan Dienes
Dienes membagi 6 tahapan dalam mempelajari matematika
Tahapan I
Sebagian besar orang ketika dihadapkan pada situasi dimana mereka tidak yakin bagaimana mengatasinya, mereka akan melakukan suatu aktifitas “trial and error”.
Tahapan II
Setelah beberapa kali percobaan, biasanya terjadi keseragaman dalam sebuah situasi, yang bisa dirumuskan sebagai suatu aturan permainan(Rules of a game)
Tahapan III
Suatu kali ketika kita mendapatkan anak-anak memainkan sejumlah permainan matematika, maka tiba saatnya ketika permainan-permainan tersebut bisa didiskusikan dan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.
Tahapan IV
Akan tiba saatnya ketika siswa telah mengindentifikasi muatan abstrak dari sejumlah permainan dan praktis membawa beberapa gambaran dari inti dan maksud dari aktifitas-aktifitas yang beragam tersebut.
Tahapan V
Pada level ini sudah saatnya untuk mempelajari representasi atau memetakan dan menyelidiiki beberapa sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh semua permainan tersebut.
Tahapan VI
Tahapan uraian dari simbolisasi bisa didapatkan dengan sangat panjang dan terkadang berlebihan. Pada tahapan ini siswa dapat melakukan aktifitas deduksi.


REFERENSI
Bruner, Jerome S(eymour). (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Thorndike, Edward L.. (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Skinner, B.F. . (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Piaget, Jean. (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Bruner, Jerome S(eymour). (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Suherman, Erman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. MIPA UPI. Bandung.
Subarinah, Sri (2006). Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Dikti, Jakarta.
William Arthur Brownell, Education: Berkeley , University of California: In Memoriam, September 1978
Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hergenhahn B.R & Olson M.H,. (2008) Theories of Learning (Edisi ketujuh). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Hill, F. Winfred. (2009). Theories of Learning. Bandung: Nusamedia.
Hudojo H,. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud
Skemp, R.R. (1971). The Psychology of learning mathematics. Suffulk: Ricard Clay Ltd.
Uno H.B,. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Semangat untuk Belajar dan Terus Berdoa

Semangat untuk Belajar dan Terus Berdoa